icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

Can You See Me?

Bab 10 Friendzone

Jumlah Kata:2105    |    Dirilis Pada: 10/12/2021

adil, jadi bia

rick

*

eriak seseora

walau sekedar menoleh. Dengan kasar, Ranti mendorong tubuh Rallin sampai gadis itu terjerembab ke lantai. Kembali mencipta

t. Matanya menatap tajam orang y

iratkan amarah yang tertahan. Nafasnya memburu. Bahkan u

l

Nafasnya ikut memburu. Emosinya naik ke ubun-ubun. Ia sudah bersiap untuk

engan lantang. Tepat di depan wajah

mat sangat ia kenal. Dengan cepat ia tengadahkan kepalanya untuk meyakinkan pikira

terdengar. Tubuhnya bergetar melihat Ma

Apa keluarga mu tak pernah mengajarimu tentang tata krama dan ras

Gadis itu tampak kacau, menyedihkan, dan banyak luka di sekujur tubuhnya. Seragam sekolahnya berubah menjadi lusuh dan kotor. Kemudian tatapannya beralih kepada wanita gila d

pa anda pantas untuk dihormati setelah kelakuan kejam anda pada putri anda?" ucap Maud

mengabaikannya. Ranti itu gila. Kalau dibiarkan, ia bisa semakin menjadi-jadi. Dan Maudi tidak mau kalau Rallin

enti ikut campur bocah ingusan!" desis Ranti tajam. Mer

an berhenti ikut c

ya apa, ia takut kalau nanti sahabatnya itu menjadi sasaran amukan Ranti. Cukup dir

t menghampiri Rallin. Meraih tubuh

kan psikopat ini Lin," sinis Maudi sa

agi banyak bekas memar di tubuh gadis itu. Hatinya teriris melihat sahabatnya yang selalu bersikap ceria itu sekarang menjadi lemah tak berdaya. R

anti adalah orang tua gila yang tega menyiksa anaknya hanya karena ia pernah kehilangan anak pertama

Lalu bagaimana nantinya kalau ia kehilangan Rallin? Kehilangan u

gadis itu? Ada. Bahkan sering mengajaknya untuk tinggal bersama. Karena kakaknya telah diusir oleh Herman akibat melawan lelaki itu. Hanya s

ya meringis ngilu. Tanpa sadar satu bulir air mata jatuh merosok dipipinya. Ia bahkan tak sanggup melihat pend

r melihat keadaan Rallin seperti ini dan segera melaporkan Ranti ke pihak berwajib. Maudi senang saja kalau Ranti di penjara atas t

dian ia meminta tolong kepada satpam untuk membantunya membawa

er. Mengusap pelan pipinya yang berwarna sedikit kebiruan. Menyibakn

ya kemudian menghubu

*

bar. Tempatnya orang yang menyukai dunia malam. Disini kebanyakan mereka berteman dengan alkohol. Namun tidak sem

balik ke Grand Nusa," ucap Nadiv

rokok yang baru saja ia bakar. "Di percep

r dengan tatapan menyipit. Membuat Henggar mengernyit bingun

n. Kemudian menaikkan alis

jangan-jangan kalian udah paca

penuturan Nadiv. Kenapa lelaki i

o," kekeh Henggar seolah mengangga

nggar dan Rallin bahkan Henggar sempat mengatakan cinta pada Rallin. Lalu bagaimana mungk

nya Nadiv

lah. A

adiv emosi mengundang be

p Nadiv. Kenapa tiba-tiba lelak

" tanya Hen

sih dia kepastian. Lo banci! Kalo lo gak bisa jadiin dia pacar seharusny

yang di hindarinya. Tapi entah mengapa mendengar ucapan Henggar yang seolah mempermainkan gadis itu membuatnya naik pitam. Jujur, dalam hatinya ia tak suka jika

ta? Henggar kembali memutar otaknya. Mengatakan cinta pada R

a sama Rallin tapi gak jadiin dia sebagai pacar gue,"

an ucapan Henggar. Kenapa mal

ma Rallin? Hm?" tanya Henggar sambil

di pastikan gadis itu akan sujud syukur karena

ak bisa munafik pada dirinya sendiri. Saat ini ada s

an fokusnya pada ponsel. Memilih untuk melanjutk

di pastikan besoknya gadis itu akan heboh. Lagi pula ia tak mau gadis itu semakin

getkannya. Ia mengernyit saat melihat nama Maudi terpampang disana. Tanpa pikir pa

a?" ta

ari seberang telepon. Tak lama wajahnya b

ihak, Henggar beranjak dari dudukny

membuat Nadiv kaget dan berlari menyusul

jar rentenir. Kenapa sih?" tanya

macu mobilnya dengan kecepatan pe

lanin dikit, Gar! Sumpah gue masih banyak d

nar-benar mengendarai mobilnya diluar kendali. Dalam hati Nadiv terus berdoa agar disel

lnya di depan sebuah gedung apartemen. Dan parahnya l

setanan karena cuma mau ke apartem

en tempat Nadiv tinggal. Ah sudahlah. Itu tidak penting. Tanpa menjawab lagi, Henggar keluar d

erhenti didepan sebuah kamar

audi. Ia tau. Karena apartemen mereka berse

melihat sesuatu disana. Dadanya tiba-tiba sesak

e ranjang itu. Matanya menatap miris melihat keadaan Rallin. Tubuhnya penuh luka lebam. Wajahnya ada bekas lima jari m

enggar sudah duduk di pinggiran kasur sambil menggenggam tangan Rallin. Sementara dirinya hanya berdiri di

lirih Henggar nya

tatapan Nadiv yang ditujukan untuk Rallin mengurungkan niatnya un

dengan baik," ucap Henggar s

ini, gue gak berguna, Lin," lirih Henggar

terluka seperti ini. Apalagi luka ini di

apa?" ta

h tahu apa yang sudah terjadi pada Rallin makin membuatnya penasaran. Antara Rallin kenapa dan sud

a. Matanya menatap dua insan yang berada di kasur itu. Sejenak semua tentang Adelia hilang dari otak

yang berbau dengan Rallin. Ia menjadi tak suka ketika gadis itu dekat dengan lela

ekeh dengan pendiriannya. Lalu sekarang, melihat gadis itu dekat dengan lelaki lain kenapa rasanya nyeri? Apa gadis itu sudah lelah memperjua

ama setahun tanpa ada balasan? Ditambah lagi dengan Nadiv yang sudah memiliki pa

ila

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka
1 Bab 1 Prolog2 Bab 2 Most Wanted Grand Nusa3 Bab 3 Bantuan4 Bab 4 Sakit5 Bab 5 Yang Pertama6 Bab 6 Masih Banyak yang Peduli7 Bab 7 Patah8 Bab 8 Rencana Olimpiade9 Bab 9 Dia Kembali10 Bab 10 Friendzone11 Bab 11 Penasaran12 Bab 12 Ironi Cinta13 Bab 13 Terlambat14 Bab 14 Kenapa Harus Dia 15 Bab 15 Respect 16 Bab 16 Berhenti Berjuang17 Bab 17 Broken18 Bab 18 Gengsi19 Bab 19 Bagaimana 20 Bab 20 Perasaan Astan21 Bab 21 Berusaha Move On22 Bab 22 Putus23 Bab 23 Gagal Move On24 Bab 24 Gara-gara Es Krim25 Bab 25 Pembawa Sial26 Bab 26 Topeng27 Bab 27 Mulai Nyaman28 Bab 28 Memberi Kesempatan29 Bab 29 Will You Be My Girlfriend 30 Bab 30 Salah Paham31 Bab 31 Penjelasan32 Bab 32 Throwback33 Bab 33 Adelia Berulah34 Bab 34 Berdua35 Bab 35 Ibu yang Kejam36 Bab 36 Tidak Tahu Malu37 Bab 37 Bolos38 Bab 38 Insiden Rehan39 Bab 39 (Bukan) Pembunuh40 Bab 40 Rumor41 Bab 41 Fakta42 Bab 42 Cemburu43 Bab 43 Kebahagiaan44 Bab 44 Janggal45 Bab 45 Weekend46 Bab 46 Pengganggu47 Bab 47 Pulang48 Bab 48 Curiga49 Bab 49 Nomor Asing50 Bab 50 Tak Terduga51 Bab 51 Kedua Kalinya52 Bab 52 Bertemu Seseorang53 Bab 53 Rehan di Mata Adelia54 Bab 54 Jangan Dia!55 Bab 55 Cinta Lama Jangan Bersemi Lagi56 Bab 56 Liontin57 Bab 57 Tidak Asing58 Bab 58 (Bukan) Liontin Biasa59 Bab 59 Drop Out60 Bab 60 Good Bye61 Bab 61 Dokter Tampan62 Bab 62 Tertarik63 Bab 63 Apa Harus Nunggu Rallin Mati 64 Bab 64 (Bukan) Prioritas65 Bab 65 Mencari Diary Rehan66 Bab 66 Isi Diary Rehan67 Bab 67 Kabar Buruk68 Bab 68 Penolakan69 Bab 69 Rumah Nadiv70 Bab 70 Ketemu Camer71 Bab 71 Sepupu 72 Bab 72 Petunjuk Baru73 Bab 73 Arden yang Manis74 Bab 74 Kalah75 Bab 75 Pengkhianat76 Bab 76 Panggil Saya Kakak77 Bab 77 SMA Dwingga78 Bab 78 Pelakor79 Bab 79 Mama Astan80 Bab 80 Hancurnya Seorang kakak81 Bab 81 Penyakit Rallin82 Bab 82 Pergi Dari Kehidupan Gue, Div83 Bab 83 Mati Rasa84 Bab 84 Tidak Peduli85 Bab 85 Kartu Memori86 Bab 86 Saran Maudi87 Bab 87 Jangan Hilangkan Dia88 Bab 88 Membersihkan Nama Rallin89 Bab 89 Pelakor90 Bab 90 Kembali Kepada-Nya91 Bab 91 Epilog