Can You See Me?
adil, jadi bia
rick
*
eriak seseora
walau sekedar menoleh. Dengan kasar, Ranti mendorong tubuh Rallin sampai gadis itu terjerembab ke lantai. Kembali mencipta
t. Matanya menatap tajam orang y
iratkan amarah yang tertahan. Nafasnya memburu. Bahkan u
l
Nafasnya ikut memburu. Emosinya naik ke ubun-ubun. Ia sudah bersiap untuk
engan lantang. Tepat di depan wajah
mat sangat ia kenal. Dengan cepat ia tengadahkan kepalanya untuk meyakinkan pikira
terdengar. Tubuhnya bergetar melihat Ma
Apa keluarga mu tak pernah mengajarimu tentang tata krama dan ras
Gadis itu tampak kacau, menyedihkan, dan banyak luka di sekujur tubuhnya. Seragam sekolahnya berubah menjadi lusuh dan kotor. Kemudian tatapannya beralih kepada wanita gila d
pa anda pantas untuk dihormati setelah kelakuan kejam anda pada putri anda?" ucap Maud
mengabaikannya. Ranti itu gila. Kalau dibiarkan, ia bisa semakin menjadi-jadi. Dan Maudi tidak mau kalau Rallin
enti ikut campur bocah ingusan!" desis Ranti tajam. Mer
an berhenti ikut c
ya apa, ia takut kalau nanti sahabatnya itu menjadi sasaran amukan Ranti. Cukup dir
t menghampiri Rallin. Meraih tubuh
kan psikopat ini Lin," sinis Maudi sa
agi banyak bekas memar di tubuh gadis itu. Hatinya teriris melihat sahabatnya yang selalu bersikap ceria itu sekarang menjadi lemah tak berdaya. R
anti adalah orang tua gila yang tega menyiksa anaknya hanya karena ia pernah kehilangan anak pertama
Lalu bagaimana nantinya kalau ia kehilangan Rallin? Kehilangan u
gadis itu? Ada. Bahkan sering mengajaknya untuk tinggal bersama. Karena kakaknya telah diusir oleh Herman akibat melawan lelaki itu. Hanya s
ya meringis ngilu. Tanpa sadar satu bulir air mata jatuh merosok dipipinya. Ia bahkan tak sanggup melihat pend
r melihat keadaan Rallin seperti ini dan segera melaporkan Ranti ke pihak berwajib. Maudi senang saja kalau Ranti di penjara atas t
dian ia meminta tolong kepada satpam untuk membantunya membawa
er. Mengusap pelan pipinya yang berwarna sedikit kebiruan. Menyibakn
ya kemudian menghubu
*
bar. Tempatnya orang yang menyukai dunia malam. Disini kebanyakan mereka berteman dengan alkohol. Namun tidak sem
balik ke Grand Nusa," ucap Nadiv
rokok yang baru saja ia bakar. "Di percep
r dengan tatapan menyipit. Membuat Henggar mengernyit bingun
n. Kemudian menaikkan alis
jangan-jangan kalian udah paca
penuturan Nadiv. Kenapa lelaki i
o," kekeh Henggar seolah mengangga
nggar dan Rallin bahkan Henggar sempat mengatakan cinta pada Rallin. Lalu bagaimana mungk
nya Nadiv
lah. A
adiv emosi mengundang be
p Nadiv. Kenapa tiba-tiba lelak
" tanya Hen
sih dia kepastian. Lo banci! Kalo lo gak bisa jadiin dia pacar seharusny
yang di hindarinya. Tapi entah mengapa mendengar ucapan Henggar yang seolah mempermainkan gadis itu membuatnya naik pitam. Jujur, dalam hatinya ia tak suka jika
ta? Henggar kembali memutar otaknya. Mengatakan cinta pada R
a sama Rallin tapi gak jadiin dia sebagai pacar gue,"
an ucapan Henggar. Kenapa mal
ma Rallin? Hm?" tanya Henggar sambil
di pastikan gadis itu akan sujud syukur karena
ak bisa munafik pada dirinya sendiri. Saat ini ada s
an fokusnya pada ponsel. Memilih untuk melanjutk
di pastikan besoknya gadis itu akan heboh. Lagi pula ia tak mau gadis itu semakin
getkannya. Ia mengernyit saat melihat nama Maudi terpampang disana. Tanpa pikir pa
a?" ta
ari seberang telepon. Tak lama wajahnya b
ihak, Henggar beranjak dari dudukny
membuat Nadiv kaget dan berlari menyusul
jar rentenir. Kenapa sih?" tanya
macu mobilnya dengan kecepatan pe
lanin dikit, Gar! Sumpah gue masih banyak d
nar-benar mengendarai mobilnya diluar kendali. Dalam hati Nadiv terus berdoa agar disel
lnya di depan sebuah gedung apartemen. Dan parahnya l
setanan karena cuma mau ke apartem
en tempat Nadiv tinggal. Ah sudahlah. Itu tidak penting. Tanpa menjawab lagi, Henggar keluar d
erhenti didepan sebuah kamar
audi. Ia tau. Karena apartemen mereka berse
melihat sesuatu disana. Dadanya tiba-tiba sesak
e ranjang itu. Matanya menatap miris melihat keadaan Rallin. Tubuhnya penuh luka lebam. Wajahnya ada bekas lima jari m
enggar sudah duduk di pinggiran kasur sambil menggenggam tangan Rallin. Sementara dirinya hanya berdiri di
lirih Henggar nya
tatapan Nadiv yang ditujukan untuk Rallin mengurungkan niatnya un
dengan baik," ucap Henggar s
ini, gue gak berguna, Lin," lirih Henggar
terluka seperti ini. Apalagi luka ini di
apa?" ta
h tahu apa yang sudah terjadi pada Rallin makin membuatnya penasaran. Antara Rallin kenapa dan sud
a. Matanya menatap dua insan yang berada di kasur itu. Sejenak semua tentang Adelia hilang dari otak
yang berbau dengan Rallin. Ia menjadi tak suka ketika gadis itu dekat dengan lela
ekeh dengan pendiriannya. Lalu sekarang, melihat gadis itu dekat dengan lelaki lain kenapa rasanya nyeri? Apa gadis itu sudah lelah memperjua
ama setahun tanpa ada balasan? Ditambah lagi dengan Nadiv yang sudah memiliki pa
ila